Mengenal 5 Gaya Bonsai Klasik: Seni Miniatur Pohon dari Alam

Headline31 Views

posmetrosiantar.com – Bonsai adalah seni tradisional Jepang yang melibatkan budidaya pohon dalam pot kecil dengan tujuan menciptakan representasi miniatur dari bentuk pohon besar di alam. Kata “bonsai” sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti “ditanam dalam pot.” Namun, seni ini lebih dari sekadar menanam pohon kecil. Ia mencerminkan filosofi, kesabaran, ketekunan, dan kepekaan terhadap estetika alami.

Salah satu aspek penting dalam dunia bonsai adalah gaya atau bentuk pohon yang ditanam. Gaya bonsai mencerminkan keadaan alam yang diinterpretasikan ke dalam bentuk yang harmonis. Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 gaya bonsai paling klasik dan populer yang menjadi fondasi dalam seni bonsai, baik untuk pemula maupun penggemar tingkat lanjut.

1. Chokkan – Gaya Tegak Lurus (Formal Upright Style)

Deskripsi Umum

Gaya Chokkan adalah gaya bonsai yang paling formal dan klasik. Batangnya tumbuh lurus ke atas secara vertikal dari akar hingga ke ujung pohon, membentuk garis lurus dan simetris. Cabang-cabang tersusun rapi dari bawah ke atas dengan ukuran yang makin mengecil.

Karakteristik Gaya Chokkan

  • Batang utama lurus dan kokoh.

  • Cabang pertama terletak sekitar sepertiga dari tinggi pohon.

  • Cabang-cabang tumbuh menyebar ke segala arah, namun tetap simetris.

  • Tajuk (mahkota) berada tepat di atas pangkal batang.

Makna Filosofis

Gaya ini melambangkan kekuatan, stabilitas, dan disiplin. Ia mencerminkan pohon-pohon yang tumbuh tanpa hambatan di alam terbuka seperti cemara atau pinus.

Pohon yang Cocok

  • Pinus (Pinus sp.)

  • Cemara (Juniperus sp.)

  • Jati mini

  • Casuarina (Cemara angin)

Tips Pemula

Mulailah dengan batang yang sudah tumbuh lurus secara alami, lalu bentuk cabang menggunakan kawat agar mengikuti pola klasik gaya ini.

2. Moyogi – Gaya Tegak Tidak Formal (Informal Upright Style)

Deskripsi Umum

Gaya Moyogi adalah versi lebih bebas dari Chokkan. Batangnya tetap tegak secara keseluruhan, namun memiliki lekukan-lekukan atau lengkungan yang tampak alami. Gaya ini lebih fleksibel dan mudah diterapkan pada berbagai jenis pohon.

Karakteristik Gaya Moyogi

  • Batang utama melengkung ke kiri dan ke kanan, tapi ujungnya tetap tegak lurus di atas akar.

  • Cabang tumbuh dari lekukan luar batang untuk menciptakan keseimbangan visual.

  • Mahkota tidak terlalu simetris.

Makna Filosofis

Moyogi melambangkan kehidupan yang tidak selalu lurus, namun tetap kuat dan seimbang. Ini adalah gaya yang mencerminkan keindahan dalam ketidaksempurnaan.

Pohon yang Cocok

  • Beringin (Ficus sp.)

  • Serut (Streblus asper)

  • Maple Jepang

  • Santigi

Kelebihan Moyogi

  • Cocok untuk pemula karena lebih fleksibel.

  • Gaya yang sangat umum dan bisa ditemukan dalam banyak koleksi bonsai.

3. Shakan – Gaya Miring (Slanting Style)

Deskripsi Umum

Pada gaya Shakan, batang tumbuh miring ke satu arah, seolah tertiup angin atau tumbuh menghindari rintangan. Meski miring, pohon tetap tampak stabil dan seimbang karena sistem akar dan cabang disusun dengan cermat.

Karakteristik Gaya Shakan

  • Batang tumbuh miring 45–60 derajat dari vertikal.

  • Akar tumbuh dominan di sisi yang berlawanan dari arah kemiringan.

  • Cabang disusun untuk menyeimbangkan arah batang.

Makna Filosofis

Gaya ini mencerminkan ketangguhan dan adaptasi, seperti pohon yang tetap hidup meski lingkungan tidak mendukung.

Pohon yang Cocok

  • Cemara

  • Waru

  • Juniper

  • Pohon asam

Tantangan Shakan

Menjaga keseimbangan visual sangat penting. Letak akar dan cabang harus diperhitungkan agar tidak tampak berat sebelah.

4. Kengai – Gaya Menjuntai (Cascading Style)

Deskripsi Umum

Gaya Kengai meniru pohon yang tumbuh di tebing curam atau lereng gunung, di mana cabang utamanya menjuntai ke bawah, bahkan bisa lebih rendah dari dasar pot. Ini adalah salah satu gaya paling dramatis dalam seni bonsai.

Karakteristik Gaya Kengai

  • Batang tumbuh sedikit ke atas lalu melengkung turun ke bawah.

  • Cabang mengikuti arah ke bawah.

  • Biasanya menggunakan pot tinggi atau pot cascade.

Makna Filosofis

Melambangkan kerendahan hati, keanggunan, dan daya tahan terhadap lingkungan ekstrem.

Pohon yang Cocok

  • Juniperus

  • Bougenville

  • Cemara

  • Serut

Tips Perawatan

  • Posisikan bonsai di tempat dengan pencahayaan cukup agar bagian bawah tetap mendapat sinar.

  • Perhatikan pertumbuhan cabang agar tidak tumbuh ke atas.

5. Ikadabuki – Gaya Rakit (Raft Style)

Deskripsi Umum

Gaya Ikadabuki menciptakan ilusi seperti beberapa pohon tumbuh dari satu batang yang terbaring horizontal. Batang utama berbaring di atas tanah (atau media tanam), dan beberapa cabang tumbuh vertikal, menyerupai pohon kecil yang tumbuh dari satu sumber.

Karakteristik Gaya Ikadabuki

  • Batang utama rebah dan menyentuh tanah.

  • Cabang tumbuh vertikal dari batang horizontal.

  • Efek visual seperti sekelompok pohon (hutan kecil).

Makna Filosofis

Melambangkan regenerasi dan kelahiran kembali, karena batang lama melahirkan kehidupan baru.

Pohon yang Cocok

  • Beringin

  • Serut

  • Waru

  • Cemara

Teknik Pembuatan

  • Gunakan pohon dengan batang panjang.

  • Potong sebagian kulit batang agar akar bisa tumbuh di beberapa titik.

Ringkasan 5 Gaya Bonsai

Gaya Bonsai Ciri Utama Simbolik Pohon yang Cocok Kesulitan
Chokkan Tegak lurus, simetris Kekuatan & stabilitas Pinus, cemara Sedang
Moyogi Tegak berliku, alami Kehidupan & fleksibilitas Serut, beringin Mudah
Shakan Batang miring Ketahanan & adaptasi Waru, cemara Menengah
Kengai Menjuntai ke bawah Kerendahan hati Bougenville, juniper Sulit
Ikadabuki Batang horizontal, banyak cabang vertikal Reinkarnasi Beringin, serut Tinggi

Seni bonsai bukan hanya soal menanam pohon dalam pot, tapi juga seni membentuk alam mini dalam gaya yang memiliki makna dan keindahan tersendiri. Kelima gaya bonsai klasik—Chokkan, Moyogi, Shakan, Kengai, dan Ikadabuki—adalah dasar dari banyak bentuk dan variasi bonsai yang ada saat ini.

Bagi pemula, mengenal dan mencoba membuat bonsai dari gaya-gaya ini bisa menjadi langkah awal yang menyenangkan. Pilih gaya yang sesuai dengan karakter pohon dan ruang yang tersedia, serta nikmati prosesnya. Bonsai bukan tentang kecepatan, tapi tentang kesabaran dan rasa cinta terhadap alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *